"Untuk hal-hal yang telah terpikirkan dan kemudian terlupakan, kami mengemasnya dalam desain-desain ingatan."
Rabu, 29 Januari 2014


Untuk hal-hal yang telah terpikirkan dan kemudian dilupakan, kami mengemasnya dalam desain-desain ingatan. Kami hadir tidak untuk membatasi keinginan orang mengoleksi pakaian. Tapi kami yakin desain-desain yang telah tercetak dan beredar di pasaran sangat tidak cocok berakhir di hanger atawa paku gantungan. 

Ada alasan lebar-panjang di balik keluarnya satu desain. Dan ini adalah cara kami untuk sebisa mungkin dapat menguasai diri di tengah memanasnya suhu politik yang kerap bisa melalap batas-batas idealisme sebuah pemikiran. 

Ihwal desain kaos Geulanceng ada tak lain kecuali leburnya beberapa pemikiran di meja-meja diskusi. Dan apa yang kemudian disepakati naik cetak adalah kesimpulan dari aneka argumentaria yang terciprat selama diskusi itu berlangsung. 

Diskusi tentang materi-materi desain adalah sebenar-benarnya modal usaha ini. Tanpa mengenyampingkan fungsi uang sebagai pemicu roda produksi, kami menganggap kreatifitas tidak selamanya bisa didalangi secara one man show belaka. Mesti ada para pihak yang mengkritisi sebuah karya, di samping ada pihak lain yang menyelidik buruk-baiknya sebuah karya.

Maka selama kewarasan berpikir masih berpihak dengan baik, kami terus saja menjaganya dengan memuliek beragam buku, untuk kemudian mematutnya dengan konteks kekinian. Bagi kami, sebuah desain yang keluar, yang beranjak dari konsep besar di belakangnya adalah usaha terkecil untuk terus menjaga identitas diri dalam makna apa pun. Apakah itu identitas sesuai akta kelahiran, atau boleh jadi dalam skala lebih besar lagi; yaitu identitas keacehan, yang menurut hampir semua orang di negeri ini menganggap bahwa; "Bansa Aceh, bansa teuleubeh ateuh rueng donya".[]








0 komentar:

Posting Komentar