Kalian adalah orang-orang terpilih. Dari begitu banyak orang Aceh lainnya, hanya kalian saja mendapat beasiswa belajar di luar negeri. Hanya kalian saja yang akan mengenyam pendidikan di Belanda, Kanada, Inggris, Prancis, di Jepang, Korea Selatan, Mesir, Taiwan, Turki, Australia, Amerika, atau di negeri-negeri terjauh lainnya.
Hanya kalianlah yang bisa melihat dari dekat femininnya menara Eiffel, berselfi ria di Selat Bosphorus, di Piramida atau main salju-saljuan saat musim dingin menyelimuti Kanada. Atau (kalau mungkin) kalian akan bebas menghisap ganja di Belanda. Kalian akan berkesempatan menikmati itu semua di sela-sela libur kuliah tentu saja.
Apakah kalian beruntung? Tidak. Sekali lagi dengan tegas kami katakan: tidak! Kalian mendapatkan itu semua karena kalian memang layak mendapatkannya. Tak ada istilah keberuntungan, tidak bisa pula disebut kebetulan.
Kalian layak oleh sebab kepintaran kalian yang di atas rata-rata. Layak oleh sebab prestasi kalian yang membumbung tinggi. Layak oleh sebab kalianlah orang-orang yang gigih belajar, terus belajar, belajar, belajar lagi, lagi-lagi belajar pantang menyerah dengan segala keterbatasan yang ada. Sementara teman-teman seangkatan kalian di sini, yang setelah mendapat gelar sarjananya tidak lebih akan menjadi masalah bangsa. Kalian dengan pendidikan lanjutan di negeri-negeri terjauh akan tetap masuk dalam barisan harapan bangsa. Dan kepada kalianlah segala harap kami bersandar sepenuh hati. Harapan akan bertebarnya ilmu pengetahuan sebagaimana yang kalian bawa pulang setelah lulus nanti.
Peradaban sebuah bangsa hanya akan mengkilap-membahana apabila punya pondasi ilmu pengetahuan, digerakkan dengan sistem dan ditopang sepenuhnya oleh segala hal berdasarkan ilmu pengetahuan. Kita sama-sama tahu hal ini. Maka pantaslah kami menyandarkan banyak harap di pundak kalian untuk menjemput ilmu pengetahuan di negeri-negeri yang gilang gemilang peradabannya oleh sebab menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Di sini ilmu pengetahuan telah tak berfungsi. Ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu keuangan, ilmu pertanian, dan lain sebagainya memang masih diajarkan dan dipelajari di banyak universitas. Tapi lihatlah. Jembatan, jalanan, trotoar atau gedung-gedung yang dibangun tak ubahnya mainan bongkar pasang. Semua hanya bertahan tak kurang dari sepuluh tahun atau bahkan banyak di antaranya yang seusia jagung. Ilmu kedokteran yang untuk mempelajarinya memakan banyak biaya kerap berakhir pada kasus-kasus malpraktik atau salah penanganan. Sementara ilmu sosial hanya membuat orang-orang menjadi tukang debat kusir di forum-forum resmi atau meja warung kopi, tapi malas beraksi. Hanya menghasilkan para pemberi wacana kerja tapi tak tahu harus memulai bagaimana.
Contoh-contoh kecil itu membuat ilmu pengetahuan yang ada di negeri kita nampak mencurigakan. Walau harus diakui bahwa kadar moral dan akal orang-orang kita telah turun di bawah rata-rata. Untuk itulah negeri ini perlu orang-orang seperti kalian yang sedang belajar di luar negeri. Yaitu orang-orang yang setelah lulus nanti, akan membawa ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya yang tentu saja include pula aturan moral cara pakainya. Kami yakin kedatangan kalian setelah lulus nanti ibarat kata pembaharu yang mencerahkan seluruh negeri.
Maka belajarlah dengan baik di sana. Selagi kalian hafal pelajaran di Azhar, mengurai logika di Leiden, memahami teknik di Leipzig, menguji teorema di Tokyo, merekam sejarah di Istanbul, mengulik filsafat di London, mempelajari kebudayaan di Melbourne, atau selagi kalian menilik tata keuangan di sekitar Manhattan, kami akan tetap terus menyokong dari sini. Serupa terus mengusahakan kucuran anggaran agar terus ada, tanpa putus hingga kalian lulus. Sementara kalian sibuk dan khusyu' dengan segala pelajaran, yakinlah kami di sini sama khusyu'nya dalam berdoa.
Menetaplah dengan betah di sana. Lupakan sejenak aroma Kupi Solong atau lezatnya keumamah bikinan emak. Abaikan sebentar rindu pada pacar atau tunangan. Tapi bukankah aplikasi semacam wasap, line, dan black berry messenger telah mampu memangkas ribuan mil jarak sedekat sekali rogoh ke saku celana? Aigh! Terlalu banyak sudah kami ceramah. Cukup segini saja kami kira. Selamat belajar para harapan bangsa.
O iya. Jika sepulangan kalian nanti kesini dan kebetulan bertemu dengan orang-orang yang memakai kaos bertulis kalimat,
"Jak kuliah luwa nanggroe
Cula-caloe mita beasiswa
Woe u gampong peugot penelitian
Rata piasan olah keu data."
Abaikan saja. Jangan gubris sama sekali apalagi harus tersinggung atau emosi. Tapi sudah barang tentu kalian mengerti kemana kalimat itu tertuju, dan kenapa? Kalian yang terpelajar pasti tahu jawabannya.[]
Disaster Risk Reduction Terminology
6 tahun yang lalu
BalasHapusmainkan game kesayangan kamu di donacopoker dan dapatkan bonus 2x setiap harinya dan ada yang menarik dari donacopoker di tahun baru nanti donacopoker akan memberikan bonus deposit sebesar 50.000 tunggu apalagi jangan samapai kehabisan
Agen poker online
Agen poker online
Judi Kartu Online
bandar qq donacopoker
jadi tunggu apalagi hubungi kontak di bawah ini agar kamu tidak penasaran lagi
BBM : DC31E2B0
LINE : Donaco.poker
WHATSAPP : +6281333555662
Thank you, your article is very good
BalasHapusviagra asli
cialis asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
toko viagra jakarta
jual viagra jakarta
agen viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
jual viagra
toko viagra
agen viagra
cialis jakarta
cialis asli jakarta
titan gel asli
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
viagra cod jakarta
obat viagra jakarta
obat viagra asli
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
jual cialis
toko cialis
obat cialis
obat cialis asli
obat kuat cialis
obat cialis jakarta
toko cialis jakarta
jual cialis jakarta
agen cialis jakarta
toko titan gel
jual titan gel
vitamale asli
permen soloco asli
maxman asli
vimax asli
viagra
titan gel
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor jakarta
hammer of thor asli jakarta