"Untuk hal-hal yang telah terpikirkan dan kemudian terlupakan, kami mengemasnya dalam desain-desain ingatan."
Jumat, 20 September 2013


Tentu saja, Geulanceng hanya untuk orang-orang yang belum terjamin masuk surga. Dan sudah sangat tentu pula ia lahir untuk orang-orang yang tak ingin masuk neraka. Geulanceng hadir di tengah kesibukan kita. 

Geulanceng lahir bukan untuk mempersempit naluri konsumsi. Geulanceng hadir ke tengah-tengah keriuhan warung kopi, di tengah riangnya keluarga muda, di tengah kesibukan meja-meja kantor pejabat kita. Geulanceng hadir tidak untuk membatasi keinginan kita mengoleksi pakaian. Geulanceng hadir persis seperti wajah-wajah segar remaja sekolah di pagi hari. Tapi Geulanceng bukanlah sirup. Ia tak layak dihidangkan di perhimpunan-perhimpunan kekerabatan.

Geulanceng juga bukan keurupuk mulieng yang akan menambah nafsu di meja makan. Geulanceng tidak juga secangkir kopi. Tak akan menambah nikmat jika dinikmati dengan bada atawa pisang goreng. Geulanceng bukan anggota dewan terhormat tempat kita berharap bisa menyambung lidah rakyat. 

Geulanceng lahir setelah kita capek terbahak-bahak menikmati sandiwara perang dan panggung hiburan politik. Dan untuk menyajikannya dalam kemasan menggelitik, dibutuhkan orang-orang berselera humor di kampung maha lucu ini. Sementara untuk menertawai kejanggalan-kejanggalan, mestilah kiranya ada media-media tertentu yang sepaham dengan logika-logika jama’ah orang kita. 

Jika kita berdiri di jalanan sambil bergandeng tangan meneriakkan kebenaran, sementara kita berusaha melindungi kulit dari kejamnya  ultra violet, ini adalah salah satu kejanggalan yang kita maksud. Kita butuh media tepat untuk mewakilkan ‘suara’ agar menggema ke seantero dunia. Ke kantong-kantong kebejatan dipelihara dan beranak pinak. Kita tak butuh televisi untuk meyuarakan yang benar. Bukankah sudah  cukup bukti bahwa wakil kita di gedung rakyat telah berkhianat atas nama kepentingan dengan sangat sopan? 

Seperti bunyi iklan yang menawarkan hal-hal tak masuk akal. Geulanceng bukan mesin agitasi partai politik mana pun; dan tak akan masuk ke kamar partai politik mana pun, untuk kemudian bersebadan dengan dilatari kepentingan apa pun. 

Geulanceng adalah ‘boh grek-grek’ yang mengusir tulo lam blang raya dengan keriuhannya. Jika anda temukan Kaos Geulanceng dipakai oleh orang partai, berarti kita masih ‘seiman’ dalam menghayati galau sosial. Maka, geulanceng tak beda jauh dengan geulawa yang bisa saja sewaktu-waktu kita lempar untuk mencegah pancuri tujoh masuk geureupoh

Bivak Emperom, KamarKerja Komunitas Kanot Bu, Januari 2012.


Keureupuk Mulieng = Keripik Melinjo
Bada = Pisang Goreng
Boh grek-grek = Batu yang dimasukkan dalam kaleng untuk menghalau burung
Tulo lam blang raya = Burung pipi dalam sawah
Geulawa = Sesuatu alat yang dipakai untuk melempar
Pancuri tujoh = Pencuri tujuh
Geureupoh = Kandang.

0 komentar:

Posting Komentar