"Untuk hal-hal yang telah terpikirkan dan kemudian terlupakan, kami mengemasnya dalam desain-desain ingatan."
Senin, 30 September 2013

Setelah berpikir matang, berembuk dalam beberapa malam-siang, Geulanceng berkomitmen untuk tidak memproduksi setiap desain baju secara massal. Geulanceng telah berkesimpulan untuk menjaga stabilitas mode dan egoisma pelanggan saat memakai  setiap produknya dengan tidak memproduksi baju di atas dua lusin jumlahnya, dalam batas waktu tertentu.

Geulanceng ingin menghindari 'laga kambing' antar konsumen dalam berpakaian. Ini tak lebih karena Geulanceng punya prinsip keseragaman berpikir adalah pemicu kerdilnya akal. Konon lagi seragam pakaian. Jika pun 'laga kambing' tetap terjadi pada suatu hari di sebuah warungkopi, dapat dipastikan itu bukanlah suatu kesengajaan yang mengartikan Geulanceng telah ingkar janji. Boleh jadi, itu adalah takdir yang tak dapat dihindari oleh satu pun kuasa manusia. Dan kami atas nama Geulanceng tentu tak bisa berbuat apa-apa, kecuali berharap salah satu konsumen lekas menyingkir agar orang lain tak mengira sedang ada pertemuan tim sepakbola atau partai politik di warungkopi.

Geulanceng berprinsip seperti ini, sebab Geulanceng yakin dapat terus melahirkan ide-ide segar dan berbeda selama kemampuan berpikir orang-orang di dalamnya masih waras adanya. Juga selama hidup masih bergulir sebagaimana mestinya, selama ajal belum tiba dan uzur pikiran belum mengada, Geulanceng percaya desain-desain baru terus lahir dalam ranah mode khalayak semua.

Maka seperti telah disebutkan sebelumnya, kuantitas Geulanceng akan selalu terbatas, sementara orang-orang di dalamnya akan terus berkarya demi meluncurkan produk-produk berkualitas.

Maka adalah untuk konsumen jua, Geulanceng berkomitmen dengan produksi bajuss terbatasnya. Dan adalah konsumen pula yang menyokong komitmen ini berlangsung sampain kapan pun, tanpa ada paksaan apa pun.[]

2 komentar: