"Untuk hal-hal yang telah terpikirkan dan kemudian terlupakan, kami mengemasnya dalam desain-desain ingatan."
Minggu, 15 September 2013

Geulanceng akhirnya turun ke jalan setelah sekian lama jualan online. Tiap hari sabtu dan minggu, Geulanceng buka menggelar lapak lesehan di Taman Putroe Phang Banda Aceh. Orang-orang muda di Geulanceng menamakan jualan ala kaki lima ini dengan Lapak Ba'da Ashar Taman Putroe Phang.

Ini tak lain karena lapak memang digelar lepas ashar di Taman Putroe Phang yang setiap sore sabtu-minggu ramai dikunjungi warga. Dimana di taman inilah penampilan berbagai atraksi seni berupa seni tari, musik, dan lain sebagainya digelar dua kali seminggu.

Menurut beberapa orang yang tahu menahu tentangnya, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyukseskan Visit Aceh Year 2013. Benar tidaknya, Geulanceng tidak terlalu sibuk memikirkannya kecuali berusaha ikut meramaikannya saja. Meramaikan dengan memajang beberapa desain kaosnya di sana. Tapi di lapak yang dimaksud, kaos-kaos Geulanceng tidak sendirian. Sebab beberapa judul buku terbitan TansopakoPress, lini penerbitan indie Komunitas Kanot Bu, juga ikut dipajang yang membuat tampilan Lapak Ba'da Ashar Taman Putroe Phang semakin semarak saja. 

Untuk ini, Komunitas Kanot Bu --sebagai apresiasi atas gagasan buka lapak di keramaian-- telah menyumbang satu banner unik yang cukup menarik perhatian pengunjung ketika membaca tulisannya. 


Di samping usaha ini juga sebagai salah satu upaya dari Geulanceng sendiri untuk lebih mendekatkan diri dengan berbagai lapisan masyarakat. Geulanceng ingin membumi, kira-kira begitulah maksudnya. Lapak Ba'da Ashar Taman Putroe Phang, sampai catatan ini diturunkan, baru digelar tiga kali. Dan kalau ada umur panjang, dan tidak ada halangan melintang, Geulanceng akan terus menggelar lapaknya tersebut lepas ashar tiap hari sabtu dan minggu.

0 komentar:

Posting Komentar